Jalan Tol Surabaya - Gresik
Jl. Tol Surabaya - Gresik, Jawa Timur, ID
Jakarta-TangerangGT. MERUYA 2
Tidak ada CCTV yang online.
Tidak ada CCTV yang online.
Tidak ada CCTV yang online.
Jakarta-CikampekKM 31+000 | CIKARANG BARAT
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Jalan Tol Surabaya–Gresik adalah jalan tol sepanjang 20,70 kilometer yang menghubungkan Kota Surabaya dengan Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur. Jalan tol ini terhubung dengan Jalan Tol Surabaya-Gempol di sebelah timur dan rencana Jalan Tol Tuban–Gresik di sebelah barat. Jalan tol ini melintasi Kota Surabaya dan Kabupaten Gresik. Jalan tol ini mulai beroperasi sejak tahun 1993 dan menjadi akses utama yang menghubungkan Surabaya dengan Jakarta via jalur Pantura.
Ruas Dupak-Manyar (Dikelola PT Margabumi Matra Raya)
Jalan tol Surabaya-Gresik mempunyai beberapa tempat istirahat. Ada 1 tempat istirahat yaitu:
TRIBUNNEWS.COM - Puluhan ahli waris di Desa Pabelan, Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah mendadak jadi miliader.
Total ada 21 ahli waris yang mendapatkan uang dari pembayaran ganti rugi pembangunan Jalan Tol Jogja-Bawen.
Diketahui, 21 ahli waris tersebut adalah cucu atau generasi kedua yang menerima pembayaran uang ganti rugi (UGR) atas tanah waris yang dimiliki kakek dan neneknya dulu.
Adapun, lahan yang terdampak merupakan sawah di wilayah Desa Congkrang, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang yang terbagi atas dua bidang yakni, bidang pertama seluas 616 meter persegi dengan nilai Rp708.328.000.
Sedangkan, bidang kedua seluas 1.098 meter persegi dengan nilai Rp1,57 miliar.
Cucu pertama dari anak pertama, Pujianto (45) menceritakan, mulanya tanah tersebut adalah milik kakek dan neneknya.
Baca juga: Cerita Petani di Kabupaten Magelang Terima UGR Tol Jogja-Bawen Rp2,2 Juta, Mengaku Tetap Bersyukur
Namun saat keduanya meninggal dunia, tanah itu belum sempat dibagikan kepada kelima anaknya.
"Iya tanah itu dari nenek, istilahnya Mbah kami. Terus diturunkan ke anaknya, ternyata anak habis (meninggal dunia) teris diturunkan ke kita cucunya, ada 21 orang," ujarnya usai menerima pembayaran UGR tersebut.
Ia menjelaskan, hingga saat ini tanah tersebut belum dibalik nama, masih atas nama si pemilik pertama.
Akan tetapi, selama ini tanah tersebut dijaga oleh salah satu cucu dan ditanami padi.
"Tanah itu memang belum dibalik nama, masih satu sertifikat atas nama Mbah saya, Mbah Mertowiyono. Jadi, masih satu sertifikat," ucapnya.
Kata dia, setelah mengetahui tanah Mbah-nya itu terdampak Tol Jogja-Bawen, dia dan cucu yang lain langsung berembuk. Hasilnya semua setuju tanah tersebut dibayar untuk Tol Jogja-Bawen.
"Hampir tiga bulan (berembuk), dari proses penilaian lahan sampai sekarang itu ada 3 bulan. Cucu ada yang dari Bandung dan Bogor, tetapi masih satu hari sampai, yang di luar Jawa tidak ada. Sekalian ajang silaturahmi. Ya, semua harus ngumpul untuk mempelancar semuanya. Dilalah kami semuanya akur," ungkapnya.
Nantinya hasil UGR ini, kata dia, akan dibagikan lagi kepada 21 cucu garis keturunan Mbah Mertowiyono . Sedangkan, untuk jumlahnya akan menyesuaikan dari hasil kesepakatan.
"Akan kami bagikan ke keluarga semua masing-masing. Semua keluarga punya porsinya masing-masing. Untuk kegunaanya kan tiap keluarga punya kegunaan sendiri-sendiri. Tentu kami senang (menerima UGR), kami menunggunya sudah berapa bulan. Proses juga melelahkan dan bukan hal yang mudah," papar dia
Terpisah, Kepala BPN Kabupaten Magelang, A Yani mengatakan, pembayaran UGR dengan penerima 21 ahli waris adalah rekor selama pembayaran UGR di wilayahnya.
Dia pun mengaku takjub dengan keguyuban para ahli waris ini.
"Ini rekor ya, saya takjub bisa seguyub ini. Biasanya untuk soal ahli waris tidak semudah ini. Tetapi, ini mereka 21 orang bisa kompak semuanya," urainya.
Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Sebanyak 21 Cucu Ahli Waris di Magelang Mendadak Jadi Miliader Terima UGR Tol Jogja-Bawen